Menandakan pertumbuhan teknologi berbanding lurus dengan waktu. Seiring dengan teknologi yang merangkak naik, informasi pun secara otomatis juga ikut melambung naik pergerakannya.
Pertumbuhan ini tidak lepas
dari kebutuhan manusia yang semakin kompleks dan keinginan yang semakin beragam
pula. Bahkan di Indonesia juga mengalami lonjakan perkembangan yang mencolok. Kita
sebut saja era “jadul” (jaman dulu). Era
yang bertahan hingga sebelum tahun 2000. Kemudian pada tahun 2000 keatas, sebutan
jadul mulai bertransformasi. Kita menyebutnya era milenium.
Jika menilik teknologi dari
masa ke masa, tentu kita tidak akan pernah lupa dengan komputer berpentium sau
ataupun dua yang sering digunakan bahan olok-olokan. Benar saja, karena proses
berfikir yang relatif lambat, kemudian kita sering menyamakan teman kita
sendiri seperti komputer jenis ini yang juga lambat dalam menerima input dan menerjemahkannya dalam output. Gurauan yang sekaligus cambuk
bagi developer-developer saat itu. Hingga
pada akhirnya muncul generasi komputer yang lebih cepat dalam menangkap dan
mengolah data/informasi. Muncul lah generasi core. Core kemudian menjamur dan
berkembang hingga sekarang.
Tidak mau kalah dengan
perangkat yang berkembang dengan pesat dan masif sepanjang waktu. Bersamaan dengan
itu, masyarakat kita mulai sadar dengan ketersediaan internet sebagai salah
satu kebutuhan akan informasi dan proses berhubungan dengan orang lain. Namun seperti
halnya komputer, internet juga mengalami proses merangkak sampai mampu berlari
hingga sekarang.
Internet sebelum saat ini
sangat membutuhkan waktu ketika ingin melakukan proses yang sebenarnya simple. Sebagai contoh proses browsing/surfing. Kemudian muncul
terobosan baru, sehingga konektifitas internet semakin cepat. Hingga bermuara
pada era ini, ketika internet dapat memberikan pelayanan dalam hitungan kurang
dari 5 detik mampu menampilkan yang kita inginkan.
Selain kedua teknologi
diatas, perangkat ponsel pun tak ingin kalah juga. Proses berkembangnya pun relatif
cepat dan masif pula. Dimulai dari layar dengan dua warna dan suara yang berdering
satu tipe saja. Kalau dulu lebih familiar disebut dengan istilah monoponik. Kemudian semakin berkembang
muncul generasi berikutnya yaitu poliponik
yang mana ini merupakan ponsel dengan tampilan warna lebih dari 2 jenis warna
dan output suara yang beragam tentunya. Bersamaan dengan itu, orang kemudian
mulai berfikir untuk memasukkan lensa kamera pada ponsel. Kemudian muncul
ponsel dengan kamera. Dan akhirnya di era sekarang, ponsel telah berevolusi
hingga pada puncaknya, yaitu menjadi smartphone.
Dengan kepintarannya yang tersaji pada layar dengan sekali sentuh, eksistensi
smartphone seolah-olah menyita segalanya.
Namun kehidupan jaman dulu,
lagaknya tidak beda jauh dengan kehidupan sekarang. Hanya saja berkenaan
kehadiran teknologi, memang bisa dikatakan yang dulu tidak sama dengan yang
sekarang. Memang benar dulu masih terkesan tertinggal untuk masalah modernisasi.
Tapi pada keberjalanannya manusia mampu bertahan dan menyesuaikan kondisi. Pada
era “jadul”, masyarakat bisa dikatakan merajai teknologi. Teknologi dikendalikannya
dengan maksimal bahkan tidak diberikannya kesempatan melawan. Bahkan teknologi
dieksploitasi habis-habisan. Wajar saja, teknologi yang diciptakannya sendiri
memang dikhususkan untuk membantu kegiatan manusia hingga semaksimal yang
dibisanya.
Sedikit berbeda dengan era
sekarang. Ketika teknologi mulai merajalela ditambah sajian hangat internet
generasi ke-4 yang menawan dan dipadu komputer yang elok berfikirnya. Nyatanya kita
telah keblinger seser dalam buaian
mereka. Yang dulu merajai ternyata sekarang hampir-hampir dirajai. Semacam wujud
kudeta dari teknologi yang kita ciptakan sendiri.
Tapi kita tak boleh serta
merta mengatakan generasi sekarang buruk. Nyatanya di era sekarang informasi
secara cepat dapat diketahui. Berita kecil atau pun besar rasanya sama saja. Ujung-ujungnya
juga akan tersebar juga. Berbeda berat dengan “jadul” yang berita kecil akan tersamarkan dengan berita besar serta
tidak semua berita akan tersebar. Menandakan informasi memang menjadi lebih
mudah tersebar seiring perangkat pendukungnya sudah melejit duluan.
“Beruntungnya
dengan teknologi yang sudah terbang ini, kita sudah tiada halangan untuk
mengarungi informasi yang nyata berbeda region, distrik, pulau, bahkan Negara”
Kedikjayaan teknologi untuk
informasi sudah dideklarasikan sejak dulu. Namun akhir-akhir tahun ini kejayaan
itu semakin nyata saja. Kita sebagai manusia yang memprakarsainya, sudah
selayaknya untuk tetap memegang kendali penuh akan kekuasaan tersebut.
Teknologi tidak bisa dipersalahkan secara mutlak jika terjadi kejadian buruk. Perlu
sebuah jiwa bijak untuk menanganinya. Apa benar jika kita makan nasi lalu kekenyangan
kemudian kita menyalahkan padi yang menghasilkan beras ? Tentu tidak
demikian. Kebijakan dalam diri dapat menjadikan perangai yang mumpuni untuk
menjaga teknologi tidak melakukan kudeta.
Penanaman yang tepat kepada generasi-genarasi kedepan bisa digunakan sebagai upaya
preventif untuk mengatasi kudeta. Karena kita juga sudah megerti bahwa
perkembangan teknologi tidak dapat dicegah dengan mudah. Teknologi akan semakin
berkembang seiring berjalannya waktu. Kita hanya perlu mengarahkan perkembangan
teknologi untuk perkembangan diri juga.
Sumber Gambar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar